Bagi setiap
wanita, kehamilan pasti menjadi salah satu saat paling membahagiakan.
Sayangnya, banyak dari para wanita hamil dihantui rasa takut akan kesehatannya
dan janin yang dikandungnya. Mulai dari ketakutan akan peristiwa keguguran,
kelahiran prematur, hingga kekhawatiran bahwa bayinya mungkin akan lahir dalam
kondisi tidak sempurna, semuanya menimbulkan kecemasan, bahkan menyebabkan
stres. Apakah Bunda adalah salah satu di antaranya?
Sebenarnya, banyak dari kekhawatiran yang mengganggu para
wanita di 9 bulan masa kehamilan tidaklah terbukti, dan semestinya dibuang
jauh-jauh. Berikut 7 ketakutan umum para wanita yang sedang menjalani masa
kehamilan berikut alasan medis mengapa Bunda tidak seharusnya cemas.
Kematian Janin
Ketakutan pertama yang sering
menghantui para wanita yang sedang mengandung adalah keguguran. Menurut
statistik, keguguran umumnya terjadi pada 10 hingga 12 minggu pertama kehamilan,
dan hanya terjadi pada 1 dari 5 peristiwa kehamilan. Peluang terjadinya
keguguran akan terus menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Jadi, bunda
tidak perlu cemas.
Pada umunya, peristiwa keguguran
terjadi karena faktor genetis acak, sehingga tidak ada usaha pencegahan yang
efektik baginya. Namun, kita bisa menurunkan peluang terjadinya kematian janin
dengan menjauhi rokok dan menjaga berat badan tubuh yang sehat selama
kehamilan. Selain itu, jangan pernah lewatkan sesi check up kehamilan dengan dokter kandungan. Bila Bunda merasakan
nyeri atau mengalami pendarahan di awal kehamilan, konsultasikan dengan dokter
untuk memastikan bahwa tidak ada masalah dengan kandungan Bunda.
Terjatuh Sehingga Janin Terluka
Pada saat mengandung, keseimbangan
tubuh Bunda menurun sehingga sangat rawan terjatuh. Haruskah kita mencemaskan
kesehatan janin bila jatuh pada saat hamil?
Jawabannya adalah tidak. Janin dilindungi oleh otot perut,
otot rahim, rangka, dan cairan ketuban yang menjaganya tetap aman di dalam
kandungan. Kecemasan yang berlebihan akan membuat Bunda stres sehingga memicu
kontraksi rahim, bahkan pecahnya kantong ketuban. Yang harus kita lakukan
ketika terjatuh adalah tetap tenang, dan bila menemui tanda-tanda yang tidak
biasa, semisal flek, rasa nyeri, atau berkurangnya pergerakan janin di dalam
kandungan, segeralah menghubungi dokter.
Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur biasanya terjadi
pada wanita yang memiliki riwayat melahirkan prematur, atau yang mengalami
pendarahan atau pecahnya kantong ketuban. Kemungkinan kelahiran prematur bisa
ditekan dengan menjaga berat badan yang sehat selama kehamilan dan melakukan
pemeriksaan tekanan darah serta kadar gula secara teratur. Bila tidak ada
riwayat melahirkan prematur, memiliki berat badan ideal, serta tidak ada
riwayat gangguan kesehatan berat, peluang kelahiran prematur sangatlah kecil.
Ari-ari Menjerat Leher Janin
Peristiwa yang satu ini memang lebih
umum terjadi dibanding kematian janin atau kelahiran prematur, namun kita tidak
perlu cemas. Di dalam rahim, terdapat cairan amnion yang menjadi pemisah antara
ari-ari dan leher janin. Kecuali bila ari-ari melingkari leher janin beberapa
kali, kasus langka ini mungkin dapat membahayakan janin.
Ketakutan Akan Persalinan
Banyak sekali hal tentang persalinan
yang membuat kita cemas, terutama ketika memasuki trimester akhir kehamilan, mulai
dari rasa sakit yang hebat hingga kekhawatiran bahwa janin akan lahir sebelum
sampai di rumah sakit.
Saat ini banyak metode yang dilakukan dokter untuk menjaga
keselamatan ibu serta bayinya. Untuk mengatasi rasa sakit yang tak tertahankan,
dokter biasanya memberikan anestesi lokal, anestesi total, maupun metode
relaksasi dan pernafasan. Semuanya akan dilakukan untuk menjaga Bunda tetap sehat serta
melahirkan dengan selamat. Tak perlu cemas bila harus menggunakan anestesi atau
metode lain untuk mengurangi rasa sakit. Ini adalah hal yang wajar dan tidak
perlu membuat Bunda jengah.
Peristiwa bayi lahir sebelum tiba di rumah sakit juga tidak
perlu dikhawatirkan. Menurut Mary Jane Minkin, M.D., seorang profesor di bidang
obstetrik dan ginekologi, kecil sekali kemungkinan hal ini terjadi. Bahkan, ia
berpendapat bahwa hal tersebut tidaklah nyata dan hanya terjadi di film-film.
Jadi, tidak perlu cemas, ya, Bunda!
Operasi Caesar Darurat
Operasi Caesar atau C-Section
terjadi pada 30 hingga 35 persen persalinan. Akan tetapi, hanya sedikit dari
presentase tersebut yang merupakan tindakan darurat. C-Section darurat hanya
dilakukan bila detak jantung janin melemah selama 30 menit, bila plasenta
terlepas dari dinding rahim, atau bila ada masalah dengan ketuban. Bila tidak,
maka persalinan normal lebih diutamakan. Menurut Dr. Minkin, peluang terjadinya
tindakan C-Section darurat hanyalah 1 hingga 2 persen dalam kondisi normal.
Bayi Mengalami Cacat Lahir
Peristiwa cacat lahir hanya terjadi
pada 3 hingga 4 persen bayi. Banyak dari peristiwa cacat lahir tidaklah dapat
dicegah, namun peristiwa cacat lahir sangat jarang terjadi. Dewasa ini, dunia
medis telah memiliki teknologi USG untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin
sedini mungkin, sehingga tidak ada yang perlu dicemaskan. Yang terpenting,
jagalah pola hidup sehat selama kehamilan, misalnya menjauhi rokok, alkohol, dan
obat-obatan terlarang untuk menjaga Bunda dan janin tetap sehat.
Kekhawatiran yang berlebihan bisa menyebabkan wanita hamil
menjadi stres dan justru dapat mengganggu kesehatannya. Yang paling penting
adalah menjaga pola makan sehat, istirahat cukup, berolahraga ringan setiap
hari, serta melakukan check up
kehamilan secara teratur ke dokter. Selain itu, buang pikiran negatif dan jaga
keseimbangan fisik dan mental supaya tetap bugar selama kehamilan.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar Anda di blog kami. Komentar Anda akan kami moderasi terlebih dahulu.