Kita orang
Indonesia seringkali menerjemahkan kecantikan wanita sebagai “bertubuh langsing,
berambut panjang, berkulit bersih, lengkap dengan senyum yang menawan”. Akan
tetapi, sebenarnya ukuran kecantikan sangatlah relatif. Bebagai negara, bahkan
daerah bisa memiliki standar yang berbeda-beda tentang kecantikan wanita.
Beberapa diantaranya bahkan sangat unik dan tidak biasa. Berikut kami himpun 6
standar kecantikan wanita yang unik dari berbagai belahan di dunia.
![]() |
Pakaian Sari - India |
Baju Berwarna-warni – India
Wanita India terbiasa menghias tubuhnya dengan baju tradisional indah yang berwarna-warni atau yang dikenal dengan sebutan “Sari”. Pakaian ini seringkali digunakan pada saat perayaan, upacara pernikahan, pesta, dan acara-acara penting lainnya dengan dilengkapi Dupatta (selendang panjang), Bindi (tanda merah di antara alis), Henna (gambar dari daun pacar pada tangan), dan cincin hidung.
Tatto Wajah – Maori
Suku Maori adalah suku asli
Kepulauan Selandia Baru. Masyarakat Maori memiliki budaya yang cukup unik
berkaitan dengan ukuran kecantikan wanita. Mereka bisa melukis dagu dengan
tatto berwarna biru, lengkap dengan pewarna biru yang dipulaskan pada bibir
wanita ketika mereka akan melangsungkan pernikahan. Tatto wajah ini disebut “Ta
Moko”, dan merupakan kebudayaan turun-temurun dari nenek moyang bangsa Maori.
Tatto wajah dipercaya oleh Bangsa Maori sebagai pembawa keberuntungan, keterampilan,
keturunan, dan sebagai penanda status pernikahan.
Tubuh Gemuk - Mauritania
Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang lebih menyukai wanita bertubuh ramping, bangsa Mauritania memandang wanita bertubuh subur sebagai simbol kemakmuran dan status sosial. Meskipun kebiasaan ini mulai tergerus zaman, beberapa gadis Mauritania berusia 7 hingga 8 tahun masih dipaksa keluar dari sekolah dan hidup di peternakan untuk mempersiapkan pernikahannya. Di sana, mereka “digemukkan” dengan cara diberi berbagai makanan yang tinggi kalori, misalnya kurma dan couscous (makanan khas Afrika yang terbuat dari tepung durum). Dalam sehari, rata-rata gadis-gadis itu harus mengkonsumsi hingga 16.000 kalori dari makanan yang mereka makan. Wow, hebat, bukan?
Telapak Kaki Kecil - Cina
Bangsa Cina kuno memiliki standar tersendiri tentang kecantikan. Mereka menganggap wanita bertelapak kaki kecil lebih anggun dan menarik perhatian kaum pria. Akibatnya, muncullah tradisi pembebatan kaki atau yan gbiasa disebut tradisi “Teratai Emas”. Tradisi ini mengharuskan gadis berusia 4 hingga 7 tahun dibebat kakinya hingga kakinya tumbuh dalam bentuk yang mungil, yang sering diumpamakan seperti bunga teratai. Untuk memperoleh bentuk kaki yang diinginkan, jari-jari kaki para gadis itu ditekuk, bahkan ada beberapa yang hingga patah. Tentu saja perlakuan ini membuat gadis-gadis kecil itu menangis dan berteriak-teriak, serta tak jarang menimbulkan infeksi. Untungnya, tradisi menyeramkan ini sudah lama ditinggalkan oleh bangsa Cina. Sisa-sisa tradisi ini masih dapat kita lihat pada telapak kaki mungil beberapa wanita tua yang ada di Cina.
Leher Panjang – Padaung/Kayan
![]() |
Gadis Kayan yang Berleher Panjang |
Suku Kayan adalah suku pengungsi dari Myanmar yang kini tinggal di Thailand. Mereka menganggap wanita berleher panjang lebih menarik. Oleh karena itu, mereka memiliki budaya untuk memasang cincin-cincin logam pada leher para wanita pada usia muda, dengan tujuan membuatnya tumbuh panjang. Cincin-cincin ini akan terus ditambah seiring berjalannya waktu sehingga menekan bahu dan berefek memanjangnya leher para wanita.
Bekas Luka – Karo
Satu lagi ukuran kecantikan yang unik, yaitu dari Bangsa Karo di Ethiopia. Di sana para gadis muda memiliki bekas luka berpola menarik yang dianggap sebagai perhiasan untuk mempercantik diri. Wanita dengan bekas luka dianggap menarik bagi kaum adam, serta siap menikah dan membangun rumah tangga.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar Anda di blog kami. Komentar Anda akan kami moderasi terlebih dahulu.