Sebagian besar wanita mengalami
perubahan fisik dan psikis menjelang haid. Apakah ini yang disebut dengan PMS
(Pre-Menstrual Syndrome)? Sebenarnya, hanya sepertiga dari perubahan fisik dan mental
tersebut yang merupakan bagian dari PMS. Perubahan yang berkaitan dengan siklus
bulanan wanita dikategorikan ke dalam beberapa grup dan tidak semuanya termasuk
gejala PMS. Apakah sajakah itu? Berikut penjelasan yang kami rangkum dari
website Estronaut.
Perubahan atau Gejala
Pre-Menstrual
Kelompok yang
satu ini adalah yang paling sering dialami oleh para wanita. Pada umumnya,
seorang wanita mengalami satu atau dua saja gejala pre-menstruasi, misalnya
sekresi serviks, sakit punggung, kelelahan, merasa haus ,rasa berat pada
payudara, sakit kepala, dan perubahan mood.
Ketika ini terjadi, kita tidak
perlu melakukan perubahan yang signifikan dalam keseharian kita. Cukup membuat
sedikit penyesuaian yang bentuknya bergantung pada gejala yang muncul. Misalnya,
bila Anda sering haus menjelang menstruasi, perbanyaklah mengkonsumsi air putih
supaya tidak terjadi dehidrasi. Bila tubuh mudah lelah, kurangi aktivitas yang
berat dan perbanyak istirahat untuk merilekskan tubuh dan pikiran.
Gejala-gejala pre-mestrual yang terjadi pada kategori ini tidaklah parah
sehingga tidak perlu penanganan medis khusus. Yang perlu dilakukan adalah
menerapkan pola hidup sehat, misalnya
makan makanan bernutrisi, istirahat yang cukup, dan olahraga.
Dysmenorrhea atau
Kram
Kram sebelum datang bulan bukanlah salah satu gejala PMS. Kram terjadi sebagai awal dari menstruasi, ketika darah baru saja turun dari rahim ke liang kemaluan. Obat-obatan untuk mengatasi PMS juga bisa menyebabkan kram.
Bila kram
yang terjadi cukup parah dan tidak mereda setelah diberi pertolongan pertama,
kita sebaiknya pergi ke dokter. Kondisi lain seperti bila kram terjadi pada
usia senja juga mengharuskan kita untuk berkonsultasi dengan paramedis. Nyeri
yang hebat pada bagian panggul sebelum menstruasi mungkin merupakan gejala
gangguan yang lebih serius seperti endometriosis sehingga membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut dan laproskopi.
Pre-Menstrual
Syndrome (PMS)
Pre-menstrual
Syndrom (PMS) dialami oleh sekitar 30% wanita di dunia. Ini terjadi bila kita
mengalami dua atau lebih gejala pre-menstruasi dengan tingkat keseriusan cukup.
PMS mungkin mengganggu, tetapi ia tidak membutuhkan penanganan medis khusus.
Cukup lakukan pertolongan sederhana untuk meringankan gejala-gejala tersebut
dan terapkan gaya hidup sehat. Kalaupun
kita ingin berkonsultasi dengan dokter, kita tidak perlu pergi ke spesialis.
Pre-Menstrual
Exacerbation
Kategori ini terbagi ke dalam 2 kelompok,
yaitu gejala fisik dan gejala psikis. Gejala-gejala fisik yang termasuk ke
dalam kategori ini misalnya kejang, endometriosis, migrain, gangguan
pencernaan, alergi dan sesak nafas. Bila gejala-gejala tersebut terjadi, segera
hubungi dokter untuk memperoleh penanganan medis. Penanganan yang paling tepat
untuk gangguan ini adalah mengawasi kondisi tubuh menjelang terjadinya keluhan
dan mencegah gejala tersebut terjadi dengan mengikuti saran dokter dan
menerapkan pola hidup sehat.
Kelompok
kedua adalah gejala psikis. Beberapa gangguan fisik seperti depresi, kecemasan,
dan gangguan makan bisa menjadi semakin parah menjelang menstruasi. Bedanya
dengan PMS, gejala-gejala tersebut tidak mereda dua minggu setelah menstruasi
melainkan hanya berkurang sedikit. Penanganan media standar semisal pemberian
antidepressan biasanya dapat meredakan gangguan ini.
Sangat
penting bagi kita untuk mengetahui jenis-jenis gangguan pre-menstruasi, supaya
kita dapat berhati-hati dan melakukan penanganan yang tepat ketika gangguan
terjadi. Terapkan pola hidup sehat karena ini adalah salah satu cara yang
dikenal mampu mencegah gangguan-gangguan pre-mestruasi.
Newer Post
Older Post
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar Anda di blog kami. Komentar Anda akan kami moderasi terlebih dahulu.